
Ngelmu titen sejatine didarbeni saben manungsa, mung wae kethul landhepe beda-beda amarga gumantung pengolah rasa lan pangrasane pribadhine manungsa dhewe. Cara-carane ngolah rasa lan pangrasa marang alam lan sapadha-padha iku maneka warna. Ana kang mawa laku tapa brata, pasa, sesirik, donga, mulat sarira. Kanthi cara-cara kasebut dipercaya manungsa bakal bisa nata rasa lan pangrasane.
Mangga, kita sami nggegulang mring ngelmu titen iki wiwit saiki. Mulat dhiri kanan kering. Maca tandha-tandha kang katuduhake dening alam lan pepadha kita.
Ilmu titen sesungguhnya dimiliki setiap manusia, hanya saja tumpul-tajamnya berbeda-beda tergantung dari olah rasa dan perasa setiap diri manusia itu sendiri. Cara-cara mengolah rasa dan perasa terhadap alam dan sesama itu beraneka macam. Ada yang dengan bertapa, berpuasa, mencegah diri dari perilaku tertentu, berdoa, bermawas diri. Dengan cara-cara tersebut dipercaya manusia akan dapat menata rasa dan perasanya.
Marilah, kita semua melatih diri terhadap ilmu titen ini sejak sekarang. Mawas terhadap kiri-kanan. Membaca tanda-tanda yang diberikan oleh alam dan sesama kita.
Itulah kata-kata yang saya kutip dari kata-kata seorang kakek Ki Surakso Hargo atau Mbah Maridjan. Pria berusia 83 tahun bersikukuh tetap tinggal di rumahnya, karena tanggung jawabnya sebagai juru kunci keraton Yogyakarta.
Ketika Gunung Merapi dinyatakan dalam status awas oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta pada Senin (25/10) pukul 06.00 WIB, pemerintah menindaklanjutinya dengan memerintahkan warga di sekitar gunung itu untuk mengungsi.Pemerintah langsung turun tangan mengungsikan warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III Merapi, termasuk di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sebagian besar warga, terutama lansia, anak-anak, dan perempuan bersedia untuk mengungsi di barak pengungsian yang telah disediakan pemerintah, tetapi ada warga yang belum mau dan tetap bertahan di rumah masing-masing.
Ketika semua orang kasak-kusuk gelisah dan ketakutan disebabkan adanya kabar dari Badan Meteorologi dan Geofisika yang menerangkan bahwa Gunung Merapi akan meletus; pemerintah memberikan pengumuman supaya orang-orang di wilayah lereng gunung itu pergi mengungsi, menyelamatkan diri. Termasuk Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengkubuwana X juga memberikan perintah. Namun bagaimanakah sikap dan tanggapan Mbah Maridjan? Dia bergeming dan tetap tegak kukuh berdiri di situ tidak mau mengungsi. Bahkan ketika keadaan Gunung Merapi dianggap sangat membahayakan, Mbah Maridjan malah naik ke puncak gunung. Akhirnya, kenyataannya gunung tidak meletus dengan membahayakan. Orang-orang pada heran terhadap pendapat dan sikap Mbah Maridjan ini.
Pria 'sepuh' itu tetap tinggal di rumah untuk menepati janjinya terhadap mendiang Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang mengangkatnya sebagai juru kunci Gunung Merapi pada 1982.
Kejadian itu membuat Mbah Maridjan semakin terkenal. Popularitas itu membuat Mbah Maridjan dipercaya menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.Ternyata Tuhan berkehendak, Merapi meletus pada Selasa (26/10) petang. Bencana tersebut berdasarkan data hingga Rabu (27/10) mengakibatkan puluhan orang luka-luka dan puluhan orang tewas, termasuk Mbah Maridjan.
Pria yang mengabdikan diri untuk menjaga Merapi itu tewas terkena awan panas saat gunung tersebut meletus.
Mbah Maridjan ditemukan di dalam kamar mandi rumah dalam posisi sujud dan tertimpa reruntuhan tembok dan pohon memakai baju batik dan kain sarung.
Mbah Maridjan kini telah tiada. Dia telah menepati janjinya untuk tetap setia menjaga Gunung Merapi hingga akhir hayatnya.
Mbah Maridjan adalah orang yang memegang teguh prinsip dan bertanggung jawab.
Sebagai seorang cucu,saya merasa sangat kehilangan sosok seorang kakek dan panutan yang merelakan sepanjang waktunya demi loyalitasnya terhadap Alam dan bangsanya! Dijaman yang serba canggih ini engkau masih setia kepada kesederhanaan dan Kecintaanmu pada alam. Dan kini tiba saatnya untukmu beristirahat dengan cara yang indah,bersama alam yang kau cintai
Terima kasih atas semua yang telah engkau lakukan,terima kasih atas warisan semangat yang tak akan pernah padam. Selamat jalan mbah Maridjan