17/10/10

KISAH SEORANG TUKANG KAYU


Seorang tukang kayu separuh baya,mungkin usianya sekitar 65-an tahun,hampir setengah abad bekerja pada seorang Majikan perempuan yang kaya raya dibidang konstruksi pembangunan Rumah. Dia dikenal sebagai seorang yang sangat mahir dibidangnya. Selama setengah abad sebagai seorang tukang kayu,dialah yang terbaik dari semua pekerja yang dimiliki oleh Sang majikan.
Tak ada kesalahan yang cukup fatal yang pernah dia perbuat,adapun kesalahanya masih dalam batas toleransi. Loyalitasnya juga patut dikagumi,dialah pekerja yang paling lama mengabdi kepada Sang majikan,kalaupun sesekali dia harus tidak masuk kerja mungkin karena usianya kini sudah tak lagi muda dan terlihat jelas bahwa tubuh kokoh itu kini mulai lapuk termakan usia.

Hanya saja satu hal yang cukup menyesakan dadanya,sebagai pekerja yang terbaik dibidangnya seharusnya dia juga "mendapat yang terbaik" dari Sang Majikan,namun apa? Lacur! Gajinya yang pas-pasan "hanya cukup" untuk menyewa sebuah bilik rapuh dan hidup serba terbatas bersama istrinya yang kini sakit-sakitan. Sang Boss tetap acuh dan tak peduli dengan kondisi keluarga Pak Tua! Walaupun jauh didalam hati dia berharap Sang majikan mau peduli dan membantu kesusahanya ini,tapi jangankan membantu atau sekedar memberi bonus prestasi,gajinya saja terkadang telat dibayarkan. Ganti pekerjaan? kata-kata itu sering muncul dalam pikiranya,namun segera dibuangnya jauh-jauh. Dia hanya menguasai stu skill yaitu sebagai tukang kayu,selain itu dia tidak ada keahlian apapun darinya untuk dijual.
Cari Majikan baru? hal ini juga sering menyergap renunganya disaat malam,tapi juga dibuangnya jauh-jauh. Dia merasa,walaupun pelit tapi majikanya sekarang adalah orang yang jujur dan adil dalam urusan pembagian hasil proyek! Dia takut seandainya dia dapat majikan baru tapi tak sebaik majikanya saat ini.
Dan setelah berkarir selama 50 tahun akhirnya dia merasa bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengakhirinya dan pensiun,Dia ingin menemani istri yang dicintainya setiap saat di hari tuanya. Setelah dipikirkanya matang-matang,niat ini kemudian disampaikanya kepada Sang majikan.
Mendengar Pekerja andalanya hendak pensiun,majikan kaya raya itu sangat kaget dan keberatan atas keputusan itu. Setelah berbicara empat mata di ROMANTIC ROOM akhirnya mereka sepakat bahwa Pak Tua itu dijinkan pensiun setelah satu tugas terakhir,yaitu sebuah Mega Proyek pembangunan sebuah rumah yang mungil tapi bernilai sangat tinggi. Pak Tua itu menyetujuinya walaupun dengan menggerutu " dasar WANITA : CANTIK TAPI......"
Karena setengah hati dan kurang serius dalam mengerjakan tugas terakhirnya maka hasilnya juga sangat tidak maksimal. Banyak kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terjadi dan membuat hasil kerjanya sangat jauh dari kata sempurna. Banyak cacat dirumah itu,ini adalah hal yang tidak pernah terjadi sepanjang karirnya selama ini. Rumah itu selesai ia kerjakan jauh lebih cepat dari tenggat waktu yang diberikan Sang majikan karena sangat sembrono dalam pengerjaanya.
Pak Tua itu melapor kepada sang majikan bahwa tugas terakhirnya telah dia selesaikan,dalam hatinya sangat puas karena dapat memberikan pelajaran kepada Perempuan itu agar lebih menghargai dan peduli kepada para pekerjanya!

Pak Tua : tugas saya sudah selesai,sekarang saya hanya ingin beristirahat!

Majikan : saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi anda selama ini,dan sebagai rasa terima kasih saya mohon terimalah rumah itu sebagai penghargaan terhadap jasa-jasa anda selama ini! tapi saya mohon jangan pernah menjual rumah itu,karena itu adalah tanda kita saling menghargai!

Betapa terkejutnya hati Pak Tua itu mendengar kata-kata Sang Majikan,ternyata rumah itu dibangun untuk dirinya sendiri! Diwajahnya tersenyum namun dihatinya menangis sesal karena merasa kecewa atas perbuatanya sendiri! Akhirnya dia pindah dari bilik kontrakan reyot kerumah baru yang dibangunya sendiri. Bahagiakah dia? Tidak!!!!
karena rumah itu selalu mengingatkanya pada suatu penyesalan,kerja keras yang selama ini menjadi sifatnya telah ia nodai hanya karena mengharap imbalan dari orang lain,seandainya dia tetap konsisten pada kerja kerasnya mungkin kini ia tinggal dirumah kecil yang sempurna.
Namun dia lebih memilih dendam,dan dia tidak pernah merubah apapun! Pindah dari bilik reyot kerumah yang penuh cacat. Dia pun khawatir apakah dia benar-benar kuat membuat atap rumahnya? dia takut suatu saat rumah itu akan roboh menimpa dirinya dan Sang istri:takut:

PS : teman,manusia biasa tak tau apa yang akan terjadi! yang kita tau hanya penyesalan itu selalu datang diakhir sebuah cerita........ jika ada sesuatu yang mengganjal sebaiknya kita ungkapkan dengan apa adanya jika anda setengah hati dalam menjalankan sesuatu,maka hasilnya juga setengah-setengah (tidak maksimal)